Minggu, 25 November 2012


Metode Pemecahan Masalah Dan Ketrampilan MIPA






KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT karena kehendak-Nya lah kami masih mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Metode Pemecahan Masalah dan Keterampilan IPA”, sebagai tugas mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan MIPA dalam memenuhi materib yang akan dibahas. Kami juga mengucapkan rasa terimakasih kepada semua pihak ang telah memberikan kritik serta masukan yang membangun terhadap materi dan penyajian makalah ini. Terutama ucapan terimakasih kepada dosen pembimbing kami yakni ibu Dra. Jufrida , M.Si.
Makalah ini disusun sebagai sarana mahasiswa untuk pembelajaran dasar dasar pendidikan MIPA, makalah ini merupakan sarana bagi mahasiswa dalam mengembangkan opini mengenai metode pemecahan masalah dan keterampilan ipa.
Kami menyadari pada makalah ini masih terdapat kesalahan serta kekurangannya. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan masukan atau kritik serta saran demi menyempurnakan makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa turut andil dalam mencerdaskan generasi muda bangsa, dan dapat bermanfaat nantinya.



Jambi, Novemeber 2012

Penulis





BAB I
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan umumnya dan proses pendidikan khususnya, penggunaan metode yang tepat dalam pengajaran merupakan hal sangat penting diperhatikan, karena keberhasilan pengajaran sangat tergantung kepada cocok tidaknya penggunaan metode pengajaran terhadap suatu topik yang diajarkan sehingga tujuan pengajarannya tercapai dengan baik.

Metode merupakan suatu alat atau cara dalam menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Winarno Surachmat yang dikemukakan dalam buku Dasar dan Tehnik Interaksi Belajar Mengajar bahwa : “Metode adalah cara dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan”.
Selanjutnya Sudirjo dalam buku Metodik Lanjutan Atas mengemukakan bahwa “Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam menyajikan bahan pelajaran dengan memperhatikan keseluruhan situasi belajar untuk mencapai tujuan”.
Dari kedua pendapat diatas jelas bahwa metode merupakan cara yang dipergunakan guru dalam proses belajar mengajar dimana setiap guru akan menggunakan metode tertentu dalam menyajikan bahan pelajaran kepada siswanya. Hal ini akan memudahkan dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
Dalam pengajaran matematika, penggunaan metode mengajar harus berpedoman pada tujuan yang akan dicapai tanpa melupakan faktor-faktor siswa, guru harus menggunakan metode yang sesuai dengan kondisi dan situasi kelas pada saat berlangsungnya pengajaran.
Ilmu Pengetahuan  Alam (IPA) adalah  pengetahuan yang telah diujikebenarannya  melalui  metode  ilmiah.  Sehinggga  metode  yang  menentukan apakah pengetahuan itu ilmiah atau tidak. Atau dengan kata lain metode ilmiah merupakan ciri khusus yang dapat dijadikan identitas dari IPA. Tetapi pada zaman sekarang, dimana produk ilmu pengetahuan telah demikian banyaknya, kita tidak dapat mengetahui secara pasti apakah suatu pengetahuan tertenti diperoleh denganmetode ilmiah atau tidak.
Nash,  dalam  bukunya  The  Nature  of  Nature  Science  (Nash,1993) berpendapat bahwa : “Science is away of looking at the world”. Sains atau  IPAdipandang sebagai suatu cara atau metode untuk mengamati sesuatu, dalam hal ini adalah dunia. Cara memandang IPA terhadap sesuatu berbeda dengan caramemandang biasa. Cara memandang IPA bersifat analitis, melihat sesuatu secaralengkap  dan  cermat  serta  dihubungkan  dengan  obyek  yang  lain  sehinggakeseluruhannya membentuk suatu perspektif baru tentang obyek yang diamati.Lebih lanjut Nash melandaskan “The whole science in nothing more than arefinement of everyday thinking”. IPA sebagai suatu cara/pola berpikir terhadapsasaran dengan seksama dan lengkap tidak sama dengan pola berpikir sehari-hari.
Pendapat Nash tentang IPA ini diperkuat oleh Einstein (Nash, 1963) yangmengatakan bahwa “Science is the attempt to make the chaotic diversity of our sense experience correspond to logically uniform system of thought. In this singleexperiences must be correlated  with the theoretic structure in such a way that theresulting is unique and convincing. Sain dipandang sebagai a logically uniformsystem of thought”, atau sains merupakan suatu pola pikir logis dan seragam yang tak lain adalah metode ilmiah.Pembelajaran IPA yang baik adalah jika dilakukan seperti bagaimana IPAditemukan. IPA sebagai hasil karya manusia yang dihasilkan lewat metode ilmiahdan meggunakan ketrampilan proses. Keterampilan proses sangat penting untuk dipelajari dan dikuasai siswa. Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar.

Dalam kenyataan, cara atau metode mengajar atau teknik penyajian yang digunakan guru untuk menyampaikan informasi atau massage lisan kepada siswa berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, keterampilan serta sikap. Metode yang digunakan untuk memotivasi siswa agar mampu menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi ataupun untuk menjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan metode yang digunakan untuk tujuan agar siswa mampu berpikir dan mengemukakan pendapatnya sendiri di dalam menghadapi segala persoalan.

Metode pemecahan masalah digunakan dalam pembelajaran yang membutuhkan jawaban atau pemecahan masalah.  Sebagai metode mengajar, metode pemecahan masalah sangat baik bagi pembinaan sikap ilmiah pada siswa. Dengan metode ini, para siswa belajar memecahkan suatu masalah menurut prosedur kerja ilmiah.

1.2  Rumusan Masalah

1.      Apa sajakah metode-metode untuk memecahkan suatu masalah ?
2.      Apa keterampilan IPA ?
3.       
1.3  Tujuan

1.      Menegetahui metode pemecahan masalah dalam IPA.
2.      Mengetahui keterampilan IPA  sudah ada.















BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Metode Pemecahan Masala
Metode pemecahan masalah menurut Sudirman, dkk. (1991 : 146) adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan atau jawabannya oleh siswa.
Metode pemecahan masalah ini sering dinamakan atau disebut juga dengan eksperimen  method, reflective thinking method, atau scientific method (Sudirman, dkk., 1991 : 146).
Dengan demikian, metode pemecahan masalah adalah sebuah metode  pembelajaran yang berupaya membahas permasalahan untuk mencari pemecahan  atau jawabannya. Sebagaimana metode mengajar, metode pemecahan masalah sangat baik bagi pembinaan sikap ilmiah pada para siswa. Dengan metode ini, siswa belajar memecahkan suatu masalah menurut prosedur kerja metode ilmiah.

Metode pemecahan  masalah  merupakan suatu metode pengajaran yang mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan persoalan - persoalan. Adakalanya manusia memecahkan masalah secara instinktif ( naluriah ) maupun dengan kebiasaan, yang mana pemecahan tersebut biasanya dilakukan oleh binatang.

Pemecahan secara instinktif merupakan bentuk tingkah laku yang tidak dipelajari, seringkali berfaedah dalam situasi yang luarbiasa. Misalnya seseorang yang dalam keadaan terjepit karena bahaya yang datangnya tak disangka, maka secara spontan mungkin ia melompati pagar atau selokan dan berhasil, yang seandainya dalam keadaan biasa hal itu tak mungkin dilakukan.

Dalam situasi yang problematis, baik manusia maupun binatang, dapat menggunakan cara "coba - coba, salah", mencoba lagi ( trial and error ) untuk memecahkan masalahnya. Akan tetapi taraf problem solving pada manusia lebih tinggi karena manusia sanggup memecahkan masalah dengan rasio ( akal ), disamping memiliki bahasa. Oleh karena itu manusia dapat memperluas pemecahan masalahnya di luar situasi konkret.

2.2  Langkah-langkah Metode Pemecahan Masalah
Di dalam tujuan mata pelajaran IPA terdapat frasa “pemecahan masalah”. Pada kenyataannya, setiap orang selalu berhadapan dengan masalah yang perlu diselesaikan. Masalah timbul karena adanya jurang pemisah antara harapan dengan kenyataan dan Anda tidak tahu bagaimana cara menuju ke arah tujuan tersebut. Pemecahan masalah merupakan sebuah proses yang mengikuti pola umum (heuristik) atau mengikuti langkah-langkah tertentu (algoritmik). Langkah-langkah penyelesaian masalah adalah sebagai berikut
1.      Mengidentifikasikan dan Mendefinisikan Masalah
Sebelum sebuah masalah dapat dipecahkan, maka masalah tersebut harus dikenali terlebih dahulu. Meskipun kelihatannya sederhana, pengidentifikasian masalah terkadang merupakan langkah sulit. Kita mungkin gagal menyadari apa masalahnya, atau jalan ke arah penyelesaian terhalang. Anda perlu mengidentifikasikan apa yang diketahui, apa yang menjadi tujuan, serta bagaimanakah batasan-batasannya.
2.      Menyusun Strategi Pemecahan Masalah
Setelah menemukan masalah dan mendefinisikan secara jelas, langkah berikutnya adalah menyusun strategi untuk memecahkannya. Strategi yang dapat digunakan antara lain menentukan subtujuan, menggunakan algoritma, dan mengandalkan heuristik. Menentukan subtujuan adalah menentukan tujuan antara yang membuat kita dapat berada dalam posisi yang lebih baik untuk mencapai tujuan atau solusi final. Algoritma merupakan strategi yang menjamin solusi, bisa berupa rumus, langkah-langkah, dan mencoba semua kemungkinan solusi. Sebagai contoh, jika Anda menemukan permasalahan dalam IPA, Anda menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, persamaan atau teori yang sesuai, dan selanjutnya menyelesaikannya. Heuristik merupakan strategi umum untuk mempersempit solusi untuk menemukan solusi terbaik. Misalkan, Anda tersesat di gunung, langkah heuristiknya adalah cukup turun gunung, cari sungai kecil, dan ikuti alirannya. Dalam perumusan strategi ini, Anda merumuskan juga informasi dan sumberdaya yang relevan.
3.      Menerapkan Strategi Pemecahan Masalah
Pada langkah ini, Anda menggunakan berbagai informasi yang telah Anda peroleh serta strategi yang Anda tetapkan untuk memecahkan masalah. Anda mungkin menyeleksi strategi yang tidak berguna, merumuskan ulang strategi yang lebih efektif, dengan terus memonitor pemecahan masalah yang Anda lakukan.
4.      Mengevaluasi
Langkah terakhir dalam pemecahan masalah adalah terus menerus memikirkan kembali dan mendefinisikan kembali masalah dan pemecahannya. Apakah masalah sudah terpecahkan? Adakah cara lain untuk memecahkan masalah? Apakah pemecahan masalah yang telah dilakukan sudah merupakan langkah yang paling efisien? Orang yang pandai dalam memecahkan masalah biasanya termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya.
Pemecahan masalah dengan menggunakan keterampilan proses IPA pada hakikatnya adalah keterampilan pemecahan masalah dengan metode ilmiah. Pemecahan masalah ini menerapkan logika deduktif dan induktif. Logika deduktif digunakan untuk mendefinisikan masalah, menemukan informasi awal yang berkaitan dengan masalah, sampai dengan merumuskan hipotesis. Logika induktif digunakan pada saat merancang, melaksanakan cara mengumpulkan data, serta menganalisis data untuk menguji hipotesis.
Hasil pemecahan masalahnya berupa simpulan, yang memverifikasi permasalahan, hipotesis, dan analisis data. Bagan di bawah ini merangkum penjelasan tersebut.
Description: bagan 


Dari penjelasan bagan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Memahami masalah
·      Masalah yang dihadapi harus dirumuskan, dibatasi dengan teliti. Bila tidak, usahanya akan sia - sia.
b. Mengumpulkan data
·         Kalau masalah sudah jelas, dapat dikumpulkan data / informasi / keterangan - keterangan yang diperlukan.


c. Merumuskan hipotesis
·         Jawaban sementara, yang mungkin memberi penyelesaian dan keterangan keterangan yang diperoleh, mungkin timbul suatu kemungkinan yang memberi harapan yang akan membawa pada pemecahan masalah.
d. Menilai hipotesis
·         Dengan jalan berpikir dapat diperkirakan akibat - akibat suatu hipotesis. Kalau ternyata bahwa hipotesis ini tidak akan memberi basil baik, maka dimulai lagi dengan langkah kedua.
e. Mengadakan eksperimen / menguji hipotesis
·         Bila suatu hipotesis memberi harapan baik, maka diuji melalui eksperimen. Kalau berhasil, berarti masalah ini dipecahkan. Tetapi kalau tidak berhasil, harus kembali lagi dari langkah - langkah kedua atau ketiga.
f. Menyimpulkan

·         Laporan tentang keseluruhan prosedur pernecahan masalah yang diakhiri dengan kesimpulan. Di sini kernungkinan dapat dicetuskan suatu prinsip atau hukum. Kesanggupan memecahkan masalah harus diajarkan kepada para siswa, sebab pemecahan masalah secara ilmiah ( scientific method ) berguna bagi mereka untuk memecahkan masalah yang sulit. Metode ini selain dapat digunakan untuk mernecahkan masalah dalam berbagai bidang studi, juga dapat digunakan untuk pemecahan yang berkaitan dengan kebutuhan siswa dalam kehidupan sehari - hari.


Dalam garis besarnya langkah-langkah metode pemecahan masalah dapat disarikan sebagai berikut:
a.        Adanya masalah yang dipandang penting;
b.        Merumuskan masalah;
c.        Analisa hipotesa;
d.       Mengumpulkan data;
e.        Analisa data;
f.         Mengambil kesimpulan
g.        Aplikasi (penerapan) dari kesimpulan yang diperoleh; dan
h.        Menilai kembali seluruh proses pemecahan masalah (Depdikbud, 1997: 23).    

Sedangkan menurut Nahrowi Adjie dan Maulana  (2006 : 46-51) langkah-langkah penyelesaian masalah antara lain adalah;
 (1) memahami soal,
(2) memilih pendekatan atau strategi,
(3) menyelesaikan model, dan
(4) menafsirkan solusi.

Pada prinsipnya kedua langkah penyelesaian masalah di atas adalah sama, hanya saja pendapat yang kedua lebih singkat dan padat.  Berkaitan dengan masalah penelitian ini penulis lebih cenderung menggunakan langkah-langkah penyelesaian masalah matematika yang dikemukakan oleh Nahrowi Adjie dan Maulana, karena lebih sederhana dan mudah dipahami.



Ciri-Ciri
Gaya mengajar pemecahan masalah terdiri atas masukan informasi pemikiran, pemilihan dan respon. Masalahnya harus dirancang sehingga jawabannya bukan hanya satu jawaban. Bila demikian, gaya ini berubah menjadi gaya yang disebut diskoveri tertuntun.
Masalahnya dirancang dari yang mudah ke yang sukar. Misalnya, “apa perbedaan hasil lemparan bola dalam keadaan kedua kaki diam di atas lantai dengan hasil lemparan dalam posisi kedua kaki sambil bergerak?” Pertanyaan bisa semakin sulit. Misalnya, “bagaimana bentuk gerakan lanjutan kaki untuk menendang dalam sepak bola agar bola tidak melambung jauh diatas seperti kelas 5 dan 6 SD. Makin meningkat usia siswa, seperti sudah menginjak jenjang SLTP, maka mutu pertanyaannya pun kian meningkat. Pertanyaan seperti ini dimaksudkan untuk merangsang penalaran siswa.
Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan gaya mengajar pemecahan masalah sebagai berikut:
• Penyajian masalah. Guru menyajikan masalah kepada siswa dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan yang merangsang untuk berfikir. Tidak ada penjelasan atau demonstrasi karena pemecahannya bersumber dari anak.
• Tentukan Prosedur. Para siswa harus memikirkan prosedur yang dibutuhkan untuk mencapai pemecahan. Bila usia anak masih muda seperti di kelas awal (kelas 1, 2, atau 3), maka persoalan yang diajukan juga lebih sederhana.
• Bereksperimen dan mengeksplorasi. Dalam bereksprerimen siswa mencoba beberapa kemungkinan cara memecahkan masalah serta menilai dan membuat sebuah pilihan. Ketika mencari-cari jawaban, anaklah yang menentukan arah pemecahannya. Sementara hanya berperan sebagai penasihat, seperti menjawab pertanyaan membantu, memberikan komentar, dan mendorong siswa. Namun, ia tidak megnemukakan jawaban. Waktu harus dirancang cukup untuk mencari jawaban.
• Mengamati, mengevaluasi, dan berdiskusi. Setiap anak perlu memperoleh kesempatan untuk mengemukakan jawaban dan mengamati apa yang ditemukan siswa lainnya. aneka macam hasil temua dapat dipertunjukkan oleh anak secara perorangan, kelompok kecil, rombongan yang agak besar, atau bagian dari kelas. Diskusi terpusat pada pengujian pemecahan yang khas.
• Penghalusan dan perluasan. Setelah mengamati pemecahan yang diajukan siswa lainnya dan mengevaluasi alasan di balik pemecahan yang dipilih, apa yang perlu dilakukan. Setiap anak memperoleh kesempatan untuk bekerja kembali melakukan pola geraknya, menggabungkan satu gagasan dengan gagasan lainnya.
Adapun kelebihan dan kekurangan metode pemecahan masalah ini adalah sebagai berikut :
Kelebihannya :
• Dengan metode ini potensi intelektual dari dalam diri siswa akan meningkat.
• Dengan meningkatkan potensi intelektual dari dalam diri siswa maka akan menimbulkan motivasi intern bagi siswa.
• Dengan menggunakan metode ini menyebabkan materi yang telah dipelajari akan tahan lama.
• Masing-masing siswa diberi kesempatan yang sama dalam mengeluarkan pendapatnya sehingga para siswa merasa lebih dihargai dan yang nantinya akan menumbuhkan rasa percaya diri
• Para siswa akan diajak untuk lebih menghargai orang lain
• Untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan lisannya
• Mengajak siswa berpikir secara rasional
• Siswa aktif
• Mengembangkan rasa tanggung jawab
• Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan
• Berpikir dan bertindak kreatif.
• Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
• Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan
• Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
• Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
• Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kekurangannya :
o Bagi siswa yang sangat kurang pemahaman dasar matematika maka pengajaran dengan metode ini akan sangat membosankan dan menghilangkan semangat belajarnya.
o Bila guru tidak berhati-hati dalam memilih soal pemecahan masalah akan berubah fungsinya menjadi latihan, apabila tanpa memahami konsep yang dikandung soal-soal tersebut.
o Karena tidak melihat kualitas pendapat yang disampaikan terkadang penguasaan materi sering diabaikan
o Metode ini sering kali menyulitkan mereka yang sungkan mengutarakan pendapat secara lisan
o Memakan waktu lama
o Kebulatan bahan kadang – kadang sukar dicapai
o Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
o Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.

2.3  Keterampilan IPA

Nash,  dalam  bukunya  The  Nature  of  Nature  Science  (Nash,1993) berpendapat bahwa : “Science is away of looking at the world”. Sains atau  IPAdipandang sebagai suatu cara atau metode untuk mengamati sesuatu, dalam hal iniadalah dunia. Cara memandang IPA terhadap sesuatu berbeda dengan caramemandang biasa. Cara memandang IPA bersifat analitis, melihat sesuatu secaralengkap  dan  cermat  serta  dihubungkan  dengan  obyek  yang  lain  sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif baru tentang obyek yang diamati.
Lebih lanjut Nash menandaskan “The whole science in nothing more than arefinement of everyday thinking”. IPA sebagai suatu cara/pola berpikir terhadapsasaran dengan seksama dan lengkap tidak sama dengan pola berpikir sehari-hari.
Pendapat Nash tentang IPA ini diperkuat oleh Einstein (Nash, 1963) yangmengatakan bahwa “Science is the attempt to make the chaotic diversity of our sense experience correspond to logically uniform system of thought. In this singleexperiences must be correlated  with the theoretic structure in such a way that theresulting is unique and convincing. Sain dipandang sebagai a logically uniformsystem of thought”, atau sains merupakan suatu pola pikir logis dan seragam yangtak lain adalah metode ilmiah.Pembelajaran IPA yang baik adalah jika dilakukan seperti bagaimana IPA ditemukan. IPA sebagai hasil karya manusia yang dihasilkan  lewat metode ilmiah dan meggunakan ketrampilan proses. Keterampilan proses sangat penting untuk dipelajari dan dikuasai siswa. Bila siswa telah menguasai keterampilan IPA.
IPA  sebagai hasil karya manusia yang dihasilkan lewat metode ilmiahdan meggunakan ketrampilan IPA. Keterampilan IPA secara proses sangat penting untuk dipelajari dan dikuasai siswa. Bila siswa telah menguasai keterampilan IPA.
Maka siswa telah menguasai keterampilan yang diperlukan didalam belajar tingkat tinggi  yaitu  melakukan  pemecahan  masalah  dan  penelitian.  Kemampuan pemecahan masalah dan penelitian merupakan keterampilan hidup (life skill) yang merupakan hasil belajar yang paling tinggi.Keterampilan  IPA secara proses  diartikan  sebagai  wawasan  atau  anutan pengembangan  keterampilan-keterampilan  intelektal,  sosial  dan  fisik  yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang prinsipnya telah adapada diri siswa (DEPDIKBUD, Moedjiono, 1992/1993: 14).
Menurut Semiawan,dkk (Nasution, 2007) menyatakan bahwa ketrampilan  IPA adalah keterampilanfisik dan mental terkait dengan kemampuan-kemampuan yang mendasar yangdimiliki, dikuasai, dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah sehingga parailmuwan  berhasil  menemukan  sesuatu  yang  baru.  
Sedangkan  Dimyati  danMoedjiono  (Sumantri,  1998/1999:113)  mengungkapkan  bahwa  keterampilan IPA bukanlah tindakan instruksional yang berada diluar  jangkauan kemampuan peserta didik. Hal ini justru dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki peserta didik. Dengan  keterampilan  IPA siswa  akan  mampu  belajar  mandiri,mengembangkan diri sendiri dan belajar sepanjang hayat. Kesuksesan belajar didalam IPA merupakan hasil penerapan secara berkelanjutan metode ilmiahberkaitan dengan subyek yang dipelajari dan menggunakan keterampilan IPA. Permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini adalah keterampilan IPA apa saja yang harus diajarkan kepada siswa. Bagaimana cara mengajarkanketerampilan  tersebut.  Dan  apakah  pembelajaran  IPA  di  sekolah  sudahmenerapkan ketrampilan IPA ini.










BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
           Berdasarkan pemaparan yang telah ada, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Pemecahan  masalah merupakan sebuah proses yang mengikuti pola umum  atau  mengikuti langkah-langkah tertentu. Kemudian Pemecahan  masalah dengan menggunakan keterampilan proses IPA pada hakikatnya adalah keterampilan pemecahan masalah dengan metode ilmiah. Dengan  keterampilan  IPA  siswa  akan  mampu  belajar  mandiri,mengembangkan diri sendiri dan belajar sepanjang hayat. Kesuksesan belajar didalam IPA merupakan hasil penerapan secara berkelanjutan metode ilmiahberkaitan dengan subyek yang dipelajari dan  menggunakan  keterampilan  IPA.











DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Metode Pemecahan Masalah. Diakses pada tanggal 22 November 2012. http://wordpress.com/2012/11/22/Metode Pemecahan Masalah.
Depdikbud. (1997). Pokok-pokok Pengajaran Kurikulum 1994. Jakarta: Depdikbud.

Nasution. 2007. Keterampilan proses IPA. Jakarta: Pibheta.

1 komentar:

  1. good..
    hmm mw nanya ne,dalam menyelesaikan suatu masalah MIPA misalnya soal-soal fismat gitu..lebih baik pke metode apa ya? mksh :)

    BalasHapus